Mungkin aku memang seorang yang bodoh.
Tak bisa bedakan ini cinta atau semacamnya.
Dia telah berdua, dan aku ada diantaranya.
Dia telah berdua, dan aku ada diantaranya.
Akupun tak mengerti mengapa begitu sakit saat melihatnya perlahan berjalan di kejauhan dan
hilang ditelan kabut malam.
Pergi dengan meninggalkan kepingan harapan yang hancur berserakan.
Pergi dengan meninggalkan kepingan harapan yang hancur berserakan.
Kupikir aku tak pernah mencintainya. Dan memang tak pernah
ingin mencintainya sejak mula.
Terlalu sering berdua dengannya mungkin telah menjatuhkanku
dalam perasaan ini.
Ketika setiap waktunya hanya diperuntukkan bagiku.
Ketika senyumnya ditebarkan hanya tuk redakan
tangisku. Bahkan untuk tangis yang tak pernah disulutnya.
Hatiku masih begitu ragu merasakan cinta.
Namun aku bahagia dicintai.
Walau mungkin dengan cara yang salah. Orang yang salah.
Menjadi bagian kecil dihatinya telah membuatku cukup berharga.
Walau selalu diprioritas kedua.
Dan satu hal yang terjadi. Saat jalannya harus kembali.
Bersamanya sakit itu muncul kepermukaan lagi.
Bersamanya sakit itu muncul kepermukaan lagi.
Sakit yang sama seperti sebelumnya
Meski untuk sebab yang berbeda.
Karena kupikir aku tak pernah mencintainya.
0 komentar:
Post a Comment