Beberapa hal kadang datang hanya untuk berlalu.
Sama seperti rasa dan kecewa. Juga seperti rindu dan beberapa kesepian.
Seperti dirimu.
Yang kutahu adanya hanyalah sementara.
Waktu berjalan. Segalanya berubah. Tapi masih terasa sunyi disini.
Aku tampaknya kehilangan rasa karna semua yang terjadi mungkin akan sia sia.
Berkali kali saling pergi. Dan tak lama kembali. Hangat sesaat lalu dingin lagi.
Ini bukan perkara kejar mengejar. Bukan perkara siapa yang lelah duluan. Bukan bagaimana dalam hal ini kau yang berjuang sendirian.
Bagiku kau dan aku hanya tak bisa mengerti satu sama lain. Karna yang kutahu kau dan aku memang tak pernah benar benar mengenal.
Aku pernah berusaha jadi yang kau inginkan. Hanya karna tak ingin melihat kau kecewa sebab aku. Aku yang keras kepala. Aku yang egois. Aku yang mendewakan rasa gengsi.
Kau tahu segalanya tentang itu.
Kau juga tahu aku yang dengan naif menyayangimu. Tapi tak memiliki daya merubah segalanya.
Yang aku bisa hanya membuatmu muak dengan kata maaf yang selalu ku ucap berulang.
Jika bagimu pergi adalah yang terbaik. Aku tak apa.
Tanpamu mungkin akan sedikit berbeda. Tapi tak akan merubah segalanya.
Tanpamu mungkin akan kulalui rindu rindu yang dingin. Yang mungkin menarik air mataku jatuh ke pipi bersama beberapa alunan lagu yang penuh kenangan.
Sepotong suaramu yang sejak pertama dulu membuatku begitu jatuh cinta. Sepanjang malam berdengung dikepalaku tanpa jeda.
Akan bahagia jika kau datang dalam mimpi karna aku tak terlalu berharap segalanya datang dalam kenyataan. Meski pernah sangat ingin berada disampingmu.
Aku begitu lemah dalam berharap karena terlalu takut kecewa.
Aku tak pernah hangat dan membosankan.
Jadi pergilah. Sudah kubilang tak apa.
Beberapa hal tak bisa dipaksakan bukan?
Jika benar adanya kau disana baik baik saja. Aku turut berbahagia.
Menjadi naif kadang memang menyedihkan.
Tapi jika itu tentangmu. Tak mengapa.
Aku sudah cukup bahagia begini saja.
-teruntuk kamu dari jarak ribuan kilometer-
0 komentar:
Post a Comment