Saturday, 28 June 2014

Airmata

Hampir jam 3 pagi. Dan kedua mataku masih belum juga ingin terpejam. Bayangan awan-awan hitam menggumpal kemudian berubah menjadi tetesan. Air mata.
Aku benar-benar masih bergetar menahan tangis melihatnya bersama yang lain. Baru kemarin aku memutuskan untuk tidak lagi ingin tau tentang dia dan kekasih barunya. Namun ternyata hati dan otakku menjadi tak sinkron jika berpikir tentangnya lagi.
Tuhan..apa dia lebih bahagia? Jika iya. tolong lepaskan perasaanku agar bisa mengikhlaskan kebahagiaannya secepatnya.
Ini soal hatiku yang terluka. Jangan biarkan terlalu dalam hingga mati pada akhirnya.
Tuhan..bukankah aku juga punya hak memiliki kebahagiaan yang sama?

0 komentar:

Post a Comment