Tuesday 29 April 2014

untuk kamu



Hai kamu. Bagaimana hidupmu?
Masihkah bahagia sepanjang hari seperti waktu dulu?
Jika kamu ingin tau bagaimana aku, tenang saja.. Hatiku masih utuh walau kamu sudah berkali-kali melemparnya kedasar jurang.
Mungkin akan terluka, tapi jika sembuh akan lebih kuat dari sebelumnya. Aku akan terbiasa.
Meski aku selalu berharap kamu bahagia. Kadang otakku berjalan juga tak semestinya.
Aku bukan wanita berhati malaikat. Pikiranku bekerja layaknya seorang manusia.
Ketika kamu memberiku sakit yang tak terkira, aku juga berharap kamu akan merasakan sakit yang sama pada akhirnya.

Kali ini kubiarkan kamu pergi
Bukan berarti aku tak menginginkan kamu lagi. Bukan juga karna aku yakin menemukan pengganti.
Aku hanya lelah untuk berkata “kamu jangan pergi”. Terlalu sia-sia aku berkata “aku merindukanmu” berulang kali tanpa kamu peduli
Aku terlalu sia-sia mengira kamu segalanya. Dan kamu bahkan tak tau harus menganggap aku sebagai apa.
Aku mencoba mengerti apa yang kamu inginkan. Tapi juga masih tak membuatku berarti.

Jika saja telinga mampu mendengar hati. Mungkin aku takkan pernah bertanya apakah setiap ucapan dari bibirmu juga selaras dengan yang aku dengar.
Aku hanya selalu mengambil kesimpulan bahwa kamu berbohong padaku, dan aku berusaha percaya.
Entah sudah berapa kali dimasalalu. Sudah berapa banyak airmata yang bahkan kamu pun tak tau itu karnamu.
Hatiku yang semakin dingin ini masih berharap tentang kamu. Tapi tak yakin ingin kamu kembali.
Rasa ini hanya membuatku semakin lemah. Membuatku terus jatuh, karna menginginkan kamu disisiku.
Aku merindukanmu, tapi berpura-pura aku tak butuh kamu.
Aku menunggu kabarmu, tapi terus berpura-pura aku melupakanmu.
Aku bahkan selalu memimpikanmu, tapi berpura-pura tak sekalipun memikirkanmu.
Aku bahkan tak mengerti apa yang aku lakukan.
Seperti orang mati. Aku hanya berusaha berdiri disini dengan sisa kekuatanku. Menunggu rencana-Nya yang pernah terbelokkan karna bertemu denganmu.

0 komentar:

Post a Comment