Saturday, 27 July 2013

Sepenggal Lamunan dan Angan

Hari terasa sangat dingin walau langit nampak begitu cerah
Secarik cahaya menyelusup melewati celah kaca jendela, membawa hangat yang seakan tak dapat dirasa
Tubuh yang membeku, terdiam dalam balutan angan dibalik fikiran yang mulai melayang
Sendiri berteman sakit, rindu, dan kesepian yang terabaikan.
Raut lelah pucat dan pias tergambar jelas dibalik diam
Begitu menahan, meronta, dan menjerit dalam lamunan.
Tatapan kosong menyibak begitu banyak angan yang tak tersampaikan bersama kecewa yang selalu diabaikan, juga cinta yang disiakan.
Seluruh rasa sesak berkoloni memenuhi hati, berjalan menuju setiap kapiler darah diujung penglihatan yang kemudian membasah. Meneteskan kata yang tak mampu diungkap oleh gelombang suara. Air mata.

0 komentar:

Post a Comment