Wednesday, 24 October 2012

Untukmu


Dan lagi .
Aku terjebak dalam kerumunan fikiranku sendiri
Berputar , tertunduk mencari jawaban atas setumpuk lembaran soal dalam memori
Namun hanya hening dan beku yang masih terasa sesak di rongga dada
                Bibirku diserbu kecupan pahit dan manis di udara
                Beku berteman dentingan jarum jam yang kian lama menuju arah dini hari
                Beradu bersama samar irama helaan nafas dan denyut nadi
                Udara menghembus , mengoyak keheningan
                Dan masih , terus begitu saja pandangan mengadu sekeliling
                Tak satu pun membuat gairahku tersadar
                Mulai ujung kiri , ke kanan , dan kembali lagi
                Tak ada yang kutemukan. Kecuali benda mati.
                Terserak tak beraturan , hampa , tak bernyawa. Sama seperti fikiranku.
                Kacau .
Aku merasa kalah.
Entah untuk apa. Entah dengan siapa.
Aku hanya merasa hina.
Seolah lumpur hitam membalut di setiap permukaan tubuh hingga tiap helai pakaianku.
Bodoh . Karena menyerah dalam derasnya arus perasaan yang pernah dengan kuat aku bendung.
Apa yang dapat dilakukan olehku ?
Berdoa . Hanya berdoa . Dan tak lebih .
Aku pun tak mengerti apa yang sebenarnya ingin ku mengerti.
Apa yang kucari ditengah keheningan. Dalam kesendirian.
Ada yang hilang . Dari hidupku . Dari perasaanku.
Hilang . Bersama dia . Bersama kenangannya .

Untukmu yang sejak 2 tahun lalu masih saja dihatiku.
Yang masih kucinta , terus kucinta , dan selalu tercinta.

0 komentar:

Post a Comment