Dan lagi .
Aku terjebak dalam kerumunan fikiranku sendiri
Berputar , tertunduk mencari jawaban atas setumpuk lembaran
soal dalam memori
Namun hanya hening dan beku yang masih terasa sesak di
rongga dada
Bibirku
diserbu kecupan pahit dan manis di udara
Beku
berteman dentingan jarum jam yang kian lama menuju arah dini hari
Beradu
bersama samar irama helaan nafas dan denyut nadi
Udara
menghembus , mengoyak keheningan
Dan
masih , terus begitu saja pandangan mengadu sekeliling
Tak
satu pun membuat gairahku tersadar
Mulai
ujung kiri , ke kanan , dan kembali lagi
Tak ada
yang kutemukan. Kecuali benda mati.
Terserak
tak beraturan , hampa , tak bernyawa. Sama seperti fikiranku.
Kacau .
Aku merasa kalah.
Entah untuk apa. Entah dengan siapa.
Aku hanya merasa hina.
Seolah lumpur hitam membalut di setiap permukaan tubuh
hingga tiap helai pakaianku.
Bodoh . Karena menyerah dalam derasnya arus perasaan yang
pernah dengan kuat aku bendung.
Apa yang dapat dilakukan olehku ?
Berdoa . Hanya berdoa . Dan tak lebih .
Aku pun tak mengerti apa yang sebenarnya ingin ku mengerti.
Apa yang kucari ditengah keheningan. Dalam kesendirian.
Ada yang hilang . Dari hidupku . Dari perasaanku.
Hilang . Bersama dia . Bersama kenangannya .
Untukmu yang sejak 2 tahun lalu
masih saja dihatiku.
Yang masih kucinta , terus kucinta , dan selalu tercinta.
0 komentar:
Post a Comment