Tak semudah membalikkan telapak tangan ,
Membalikkan perasaanku padamu.
Rasa yang kupunya dulu, sampai saat ini pun masih sama. Mungkin .
Rasa yang kupunya dulu, sampai saat ini pun masih sama. Mungkin .
Bukan tak ingin berhenti dan merelakanmu bahagia.
Namun ku sendiri pun tak tau bagaimana caranya melepaskanmu.
Benar – benar melepaskan perasaan ini.
Aku bahagia. Mungkin. Jika kamu pun bahagia.
Aku pun tak ingin menangis. Lagi. Bukan karna kering air mataku,
Terlebih karena aku mengerti, bahagiamu pun bahagia untukku.
Bukan pula berpura-pura tegar,
Terlebih karena melihat senyum bahagiamu itulah aku mampu tegar.
Dalam hatiku...
‘Sayangmu masih akan tetap untukku sampai saat ini, esok, dan seterusnya.
Kenangan kita pun tak kan pernah sepenuhnya kau lupa.
Meski kini tiada lagi tegur sapa.’
Ingin aku yakini. Namun kenyataan yang nampak pun tak seperti yang terfikirkan olehku.
Rasa itu tak lagi tersisa. Ia tlah Mati. Terkubur jauh dlm hatimu.
Kecewa ! Memang.
Tapi untuk apakah kini?
Bukankah ini yang namanya hidup?
Yang terjadi tak selalu sama seperti yang kita fikirkan.
Dia yang datang pasti juga akan pergi. Tuhan Maha Mengetahui.
Ia yg akan menjadikan segala sesuatu indah pada waktunya.
Maaf. Satu kata yang mampu kuucap.
Walau tak langsung terucap dari bibirku.
Maaf. Atas segala sikap, sifat, dan perkataan yang tak berkenan saat kita masih bersama.
Air mata ini yang telah membuatku mengerti.
Ia mengajariku tentang arti kehidupan.
Mengajariku tentang arti kesetiaan.
Kerinduan. Menjadi satu hal yang mengajariku kebijaksanaan.
Ia membuatku mengerti tentang arti kehilangan.
Mengajarkan aku tentang keikhlasan. Mungkin.
Jika pada akhirnya tanpa diriku lah kamu menemukan kebahagiaan.
Ingin aku sampaikan. Melalui angin. Melalui mimpi. Melalui hati.
Tentangmu. Tentang aku. Tentang kita. Tentang perasaan ini.
.
0 komentar:
Post a Comment