Biar saja kali
ini aku menikmati ujung malam yang sendu.
Bersanding kopi
hitam yang tak pernah ditakdirkan jadi madu.
Aku terlalu lelah
berfikir. Juga terlalu sakit untuk merasa.
Aku hanya ingin menatap
rindu pada rangkaian hujan yang jatuh.
Menikmati
hembusan dingin menyapa tubuh.
Menatap nanar
pada apa saja yang tak dapat kusentuh.
Aku baru sadar jika hidup memang kadang harus
sehening ini...
Senyum memenuhi
sudut bibir, melengkung pahit berharap keikhlasan.
Seperti ada
sekelebat menyusuri ingatan. Bernama kenangan.
Tentang dia,
lelaki asing aneh yang kukenal sudah hampir dua tahun lalu.
Yang entah
bagaimana, cerita itu ada dan memiliki jalannya.
Hanya aku yang
tau, segugup apa aku menunggu setiap sapanya. Dulu.
Meski sebatas
pesan singkat, jantungku seperti runtuh.
Dia tak tau
segirang apa aku membacanya.
Membalas pesannya
yang ku ulur sedikit lama.
Suaranya yang
terdengar aneh ditelinga. Padanya aku jatuh cinta.
Dia jadi canduku.
Sejak saat itu.
Dia yang kadang
ada. Kadang hilang entah kemana.
Dia yang tak
kukenal dengan begitu baik. Namun kusukai bag bocah cilik.
Aku rindu dia
yang dulu bukan siapaku.
Rindu dengan dia
yang tak mengenalku namun kadang datang meletupkan hatiku.
Aku merindukan
diriku sendiri yang gila pada candanya.
Aku.
Yang menjatuhkan
hati pada lelaki yang berjarak ratus kilometer disana.
Meyakini dia ada
diseberang sana saja bagiku cukup rasanya.
Sebab saat itu
berfikir untuk memilikinya pun aku tak yakin bisa.
Dia yang dulu
kadang kadang ada. Menyulutkan rindu rindu yang entah bagaimana.
Sebagai orang
asing.
Sampai pada Tuhan
yang merubah keadaan.
Merubah jarak dan
rindu menjadi temu. Merubah beberapa pergi jadi kembali.
Juga merubah
nyaman yang menjadikan takut kehilangan.
Tapi tak pernah
merubah beda menjadi sama.
Sepertinya Tuhan
sengaja, menciptakan bahagia yang sementara.
Mengajari kami
tentang beberapa luka yang memang harus menganga.
Lalu mengembalikan
kami sebagai dua orang asing, yang pergi dengan luka yang sama.
Entah, dengan
rasa yang masih sama atau sebaliknya.
teruntuk dia, yang sedang terlena diselimut hangatnya.
semoga selalu bahagia
dariku, yang selalu diam diam menahan rindu.
0 komentar:
Post a Comment