Wednesday, 14 October 2015

Rindu Hujan?

Disemburat warna senja aku terdiam.
Ditemani secangkir kopi hitam.
Menunggu hujan.
Lama sudah rasanya tak bersua.
Masihkah hujan selalu sama?
Selalu membawa kenangan.
Kenangan yang hangat sekaligus dingin. Bercampur aroma kopi dan tanah basah.

Aku selalu menyukainya.
Aku selalu menemukan rasa manis disetiap seduhan kopiku yang pahit.
Dan hujan selalu saja sukses memenuhi hatiku dengan hangat kerinduan.
Keduanya bersekongkol membuaiku dengan pahit yang hangat.
Membuat tubuhku tak bergeming. Sedetik kemudian hati dan logika beradu.
Menciptakan hujan kecil disudut mata.
Apakah rindu menemukan jalannya.
Atau hanya kan kembali ke tuannya?
Mungkinkah rindu terlalu lelah dengan jarak?
Mungkinkah rindu mengenal jenuh?
Haruskah aku bertanya pada kopi pahit ini?
Atau haruskah aku bertanya pada ribuan tetes hujan?
Aku terlalu banyak bertanya. Dan tak satupun kutemukan jawabnya.
Kadang kupikir rindu hanya butuh pelukan atau bahkan kecupan.
Dan aku butuh kamu untuk melepas rindu.
Bersama hujan dan kopi pahit yang jadi manis karna adanya kamu.

"Aku berharap rindu tak mengenal jenuh dan tak pernah membenci jarak. Tak peduli apa yang terjadi, kuharap kamu selalu disisiku. Genggam tanganku, karna jika kamu jatuh, aku kan jatuh bersamamu."-seseorang yang mencintaimu.
Banyuwangi, 14102015

0 komentar:

Post a Comment