Monday, 13 July 2015

"Adakalanya Perasaan hanyalah Perasaan"

Hai. Laki laki asing disudut kota terasing.
Entah darimana semuanya berawal. Mengenalmu kadang terasa menyenangkan.
Tertawa karnamu jadi candu yang tak ingin kulewatkan.
Tapi apa yang kita dapat dari hanya bersapa lewat pesan?
Bicara tentang perasaan pun sepertinya terlalu awal.
Apa yang kutau darimu?
Apa yang kau tau dari aku?
Tak ada. Begitu sepertinya.
Kita hanyalah rangkaian pesan.
Berjumpa dalam masing masing pikiran.
Kata rindu serasa hanya bualan..berharap jika saja itu bisa jadi benar.

Jangan buat aku jatuh terlalu dalam. Bangkit ketika lutut penuh luka bukan perkara mudah.
Sama seperti kembali menata hati yang sudah uzur untuk jatuh cinta lagi.
Kamu salah jika mengira aku berlari.
Bagaimana bisa ketika berjalan pelan meninggalkanmu saja rasanya tak ingin.
Untuk apa pula aku harus jauh berlari ketika kamu bahkan tak mengejar.
Yang ada aku akan lelah sendirian.
Aku disini. Masih diam begini.
Bersembunyi. Dibalik ego itu, dibalik luka luka masalalu.
Berlindung dari ketakutanku untuk kecewa.
Jika saja kamu menemukanku.
Tolong bantu aku. Bangunkan saja aku.