Wednesday 9 October 2013

Ketika Rindu itu adalah Kamu

Ketika merindukanmu pun aku hanya mampu terdiam
Melelehkan air mata dari setiap pelupuk mata yang enggan menahan beratnya rasa dalam kesendirian
Rindu ini menyakitkan. Begitu sangat menyesakkan.
Aku pernah berharap jika ini hanyalah mimpi yang kan pergi ketika aku terjaga
Namun nyatanya sakit yang kurasa tak menghilang walau mimpi yang seharusnya pergi disiang hari masih terasa dihati
Kulihat dirimu tersenyum walau hanya lewat sorot lampu kamera
Kurasakan rindu dan bahagia, namun begitu sakit karna kamu tak pernah nyata untuk ku rengkuh kini

Kuharap aku mampu memandang matamu lagi, menikmati senyummu disetiap keterbatasanku.
Aku merindukanmu. Benar-benar merindukanmu.
Namun entahlah jika rindu ini tak lagi berarti bagimu.

Maaf aku mencintaimu.
Maaf aku menyayangimu.
Maaf aku masih terus merindukanmu.
Maaf untuk air mata yang selalu terurai untukmu.
Maaf untuk kata-kata cinta yang mungkin tak berkenan dihatimu. Untuk setiap kenangan bersamamu.
Aku hanya tak mampu lagi bersembunyi dibalik tangisanku.
Tangisan yang begitu saja memecah ketika rindu tak lagi dapat kubendung.

Aku tak tau kini siapakah yang menghapus basah dipipiku ketika kamu tak ada.
Pada siapa aku beradu ketika kamu tak lagi ingin mendengar?
AKU. Bersama airmataku membutuhkan kamu untuk bersandar disaat aku rindu.
Ingin kamu untuk kupeluk ketika aku membeku.
Aku tak rela kamu memilih cinta yang lain ketika aku memilih kamu sebagai cintaku.
Namun nyatanya tak ada lagi rasa yang berarti dihatimu untuk aku.
Dan sungguh hanya karna kamu kini pecahlah lagi air mataku.
Karna rindu kamu.